Salah satu komponen terpenting sebuah gadget adalah alat penyimpanannya, sebab storage berguna untuk menyimpan berbagai jenis data, seperti aplikasi, file, hingga game. Kamu mungkin sudah familiar dengan istilah memory card, hard drive, dan SSD yang merupakan teknologi penyimpanan perangkat. Namun, tahukah kamu apa itu eMMC? eMMC adalah salah satu jenis penyimpanan internal pada ponsel atau tablet.
Meski beberapa produsen ponsel saat ini beralih ke teknologi Universal Flash Storage (UFS), masih ada yang menggunakan teknologi penyimpanan ini sebagai memori karena harganya yang cenderung lebih terjangkau. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel teknohacks kali ini hingga akhir!
Daftar Isi
Apa itu eMMC?

eMMC adalah singkatan dari Embedded Multi Media Card. eMMC adalah salah satu komponen teknologi penyimpanan memori flash NAND yang terpasang pada papan induk (motherboard) ataupun perangkat. Secara garis besar, komponen tersebut merupakan penyimpanan internal perangkat.
Komponen ini biasanya ada pada ponsel pintar atau tablet. Ukuran penyimpanannya secara umum adalah 32 GB atau 64 GB. Selain sebagai penyimpanan data kita, komponen ini juga berfungsi sebagai media penyimpanan data dari sistem, seperti data system (OS), data recovery, dan data bootloader.
Banyak ponsel yang menggunakan eMMC sebagai alat penyimpanan sebelum tahun 2015. Pada masanya, teknologi penyimpanan ini dapat mentransfer data dengan cepat serta menampung data yang cukup besar.
Pada tahun 2012, versi 4.5 diluncurkan dan mempunyai kecepatan baca 140 MBps serta tulis 50 MBps. Hingga pada 2015, versi 5.1 berkembang dengan kecepatan baca 250 MBps dan tulis 125 MBps.
Baca juga: Ini Cara Mudah Memisahkan File PDF Secara Gratis!
Apa Perbedaannya dengan Penyimpanan Lain?

1. eMMC vs Hard Disk Drive (HDD)
Kedua jenis teknologi penyimpanan ini berbeda dari segi kecepatan proses dan ukuran penyimpanannya. HDD bekerja lebih lambat. Namun, ukuran Hard Disk tentu jauh lebih besar, biasanya sekitar 1024 GB, atau 1 TB.
Ukuran penyimpanan eMMC terbatas, jadi kelemahannya adalah ketidakmampuan menyimpan data yang berukuran besar. Selain itu, eMMC juga terpasang pada perangkat sehingga tidak dapat dilepas-pasang, tidak seperti HDD.
2. eMMC vs Solid-State Drive (SSD)
Kedua teknologi penyimpanan ini sama-sama menggunakan prinsip NAND. Namun, SSD biasanya berfungsi untuk penyimpanan permanen, sementara fungsi eMMC adalah sebagai penyimpanan sementara. Kecepatan transfer data pada SSD jauh lebih tinggi.
3. eMMC vs Universal Flash Storage (UFS)
Kedua komponen ini merupakan tempat penyimpanan ponsel. Namun, dari segi kecepatannya, UFS masih lebih unggul. Hal ini karena UFS dapat membaca, menulis, serta transfer data secara bersamaan karena adanya standar dupleks penuh.
Sedangkan, proses transfer data pada eMMC adalah bergantian, antara pembacaan dan penulisan data. Oleh karena itu, sebagian produsen ponsel sudah mulai beralih ke UFS saat ini. UFS juga mempunyai konsumsi daya yang lebih kecil.
Baca juga: 8 Cara Menambah Followers TikTok Secara Cepat, Dijamin Ampuh!
Tanda dan Penyebab eMMC Bermasalah

Jika kamu menggunakan ponsel dengan sistem penyimpanan eMMC, kamu harus waspada jika hal-hal berikut ini terjadi. Sebab, bisa jadi eMMC perangkatmu sedang melemateh atau mengalami masalah.
- Ponsel mengalami bootloop atau reboot secara tiba-tiba.
- Aplikasi tiba-tiba berhenti atau force close.
- Ponsel sering macet atau hang.
- Ponsel selalu gagal menginstal aplikasi.
- Tidak bisa melakukan reset ponsel.
Lantas, apa yang menyebabkannya bermasalah? Berikut adalah hal-hal yang dapat kamu hindari agar tidak terjadi masalah dan kerusakan pada komponen ini.
- Terlalu lama mengisi baterai ponsel
Mengisi baterai ponsel terlalu lama merupakan salah satu kebiasaan buruk banyak orang. Hal ini membuat daya baterai cepat berkurang, yang akhirnya bisa mengurangi masa penggunaan eMMC.
- Menggunakan ponsel terlalu lama
Menggunakan ponsel terlampau lama juga bisa melemahkan komponen eMMC. Sering kali seseorang tidak menyadari bahwa ia sudah menggunakan ponselnya selama lebih dari 8 jam. Hal ini juga akan menurunkan performa ponsel.
Baca juga: 5 Cara Menambah Followers IG Paling Mudah, Aman, dan Gratis
- Terlalu sering melepas baterai ponsel
Jika baterai ponsel kamu bisa dilepas-pasang atau removable, jangan sering melepasnya dengan paksa. Sebaiknya kamu mematikan ponselmu terlebih dulu supaya eMMC tidak cepat mengalami kerusakan.
- Usia pemakaian ponsel yang terlalu lama
Sebenarnya komponen eMMC tergolong awet. Namun, jika usia pemakaian ponsel terlalu lama, komponen ini juga lama-kelamaan akan mengalami kerusakan. Jangka waktu umum pemakaian smartphone adalah 3-5 tahun.
- Sering melakukan Flashing
Apa itu flashing? Flashing adalah proses menghapus sistem ponsel dan mengganti sistem dengan firmware yang baru. Hal ini biasanya dilakukan untuk kinerja ponsel yang lebih bagus. Tetapi melakukannya terlalu sering juga akan melemahkan fungsi komponen ini.
Cara Mengatasi Kerusakan
Jika ponselmu mengalami kerusakan eMMC, salah satu cara mengatasinya adalah mengganti komponen IC-nya. Kamu perlu seorang teknisi yang andal dan berpengalaman untuk mengganti komponen tersebut.
Sebab, butuh alat khusus untuk mereparasi komponen internal ponsel, serta perlu menggunakan software khusus untuk mengatasi masalahnya. Untuk mengganti komponen ini, kamu perlu merogoh kocek sekitar 250 ribu sampai 800 ribu, tergantung tipe ponsel serta kapasitas ROM dan RAM ponselmu.
Baca juga: Cara Beli Game di Steam Paling Mudah, Cuma Perlu 5 Langkah!
Itu dia pembahasan terkait komponen eMMC, perbandingannya dengan jenis penyimpanan lain, hingga hal yang bisa kamu hindari untuk mencegah kerusakan atau terjadinya masalah pada eMMC. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar